Sebenarnya,,ingin kutinggalkan saja engkau,,
Dengan segala keposesifan yang kupunya,,aku tidak mau bertahan
Dan menguras air mataku yang hampir tiap malam dadaku sesak dibuatnya
Kau tahu aku, kan?
Terkadang aku menoleh ke arahmu,,sungguh di hati ini yang ada iri
Namun daripada kuutarakan lebih baik kuberlari,,,
,,,,kudengarkan saja
Siapa dan apa yang telah sesungguhnya kau lakukan
Seberat itu?
Sekuat itu?
Setabah itukah?
Jika aku suka berbohong, maka kau berpura-pura?
Apa yang kau rasa?apa yang kau hadapi?
Kau!
Kau!
Kau! Boleh kubilang satu kata?
Aku benci kau!
Sok kuat!
Aku benci kau!
Kau yang berada di atas cemara natal, bintangnya,,bintang daudnya,,
Dan aku,,ranting-ranting cemara hijau,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tapi kau pernah memelukku erat,,
Erat,,
Dan kau merajuk saat ku tiada
Kau marah saat kupergi,,
Kau juga benci
Kau juga ragu
Kau juga kecewa
Namun kau membungkusnya
Karena?
Karena,,betapa dewasanya dirimu,,
Jalan ini,,tidakkah terlihat berbeda di matamu?
Belati yang sengaja saja kusimpan di leherku,,
Kau benar, kan?
Akan akhir yang kupilih,,
Aku tak sanggup mendengar namamu,,
Ingin aku menjauh darimu,,
Biarkan saja,,ini fatamorgana, iya, kan?
Bukankah hidup adalah panggung sandiwara?
Tapi haruskah?
Haruskah ini yang kupilih?
Tapi aku tahu apa yang kau rasa
Kau yang sering meminta,,
Tapi aku tahu,,
Aku tidak mau mati sia-sia,,
Aku tidak mau peduli ,,
Aku tidak ingin peduli lagi,,
Aku hanya ingin memelukmu,,
Tetap memelukmu,,
Kamis, 03 Januari 2008
Aku Ingin Tetap Memelukmu
Sebenarnya,,ingin kutinggalkan saja engkau,,
Dengan segala keposesifan yang kupunya,,aku tidak mau bertahan
Dan menguras air mataku yang hampir tiap malam dadaku sesak dibuatnya
Kau tahu aku, kan?
Terkadang aku menoleh ke arahmu,,sungguh di hati ini yang ada iri
Namun daripada kuutarakan lebih baik kuberlari,,,
,,,,kudengarkan saja
Siapa dan apa yang telah sesungguhnya kau lakukan
Seberat itu?
Sekuat itu?
Setabah itukah?
Jika aku suka berbohong, maka kau berpura-pura?
Apa yang kau rasa?apa yang kau hadapi?
Kau!
Kau!
Kau! Boleh kubilang satu kata?
Aku benci kau!
Sok kuat!
Aku benci kau!
Kau yang berada di atas cemara natal, bintangnya,,bintang daudnya,,
Dan aku,,ranting-ranting cemara hijau,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tapi kau pernah memelukku erat,,
Erat,,
Dan kau merajuk saat ku tiada
Kau marah saat kupergi,,
Kau juga benci
Kau juga ragu
Kau juga kecewa
Namun kau membungkusnya
Karena?
Karena,,betapa dewasanya dirimu,,
Jalan ini,,tidakkah terlihat berbeda di matamu?
Belati yang sengaja saja kusimpan di leherku,,
Kau benar, kan?
Akan akhir yang kupilih,,
Aku tak sanggup mendengar namamu,,
Ingin aku menjauh darimu,,
Biarkan saja,,ini fatamorgana, iya, kan?
Bukankah hidup adalah panggung sandiwara?
Tapi haruskah?
Haruskah ini yang kupilih?
Tapi aku tahu apa yang kau rasa
Kau yang sering meminta,,
Tapi aku tahu,,
Aku tidak mau mati sia-sia,,
Aku tidak mau peduli ,,
Aku tidak ingin peduli lagi,,
Aku hanya ingin memelukmu,,
Tetap memelukmu,,
Dengan segala keposesifan yang kupunya,,aku tidak mau bertahan
Dan menguras air mataku yang hampir tiap malam dadaku sesak dibuatnya
Kau tahu aku, kan?
Terkadang aku menoleh ke arahmu,,sungguh di hati ini yang ada iri
Namun daripada kuutarakan lebih baik kuberlari,,,
,,,,kudengarkan saja
Siapa dan apa yang telah sesungguhnya kau lakukan
Seberat itu?
Sekuat itu?
Setabah itukah?
Jika aku suka berbohong, maka kau berpura-pura?
Apa yang kau rasa?apa yang kau hadapi?
Kau!
Kau!
Kau! Boleh kubilang satu kata?
Aku benci kau!
Sok kuat!
Aku benci kau!
Kau yang berada di atas cemara natal, bintangnya,,bintang daudnya,,
Dan aku,,ranting-ranting cemara hijau,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tapi kau pernah memelukku erat,,
Erat,,
Dan kau merajuk saat ku tiada
Kau marah saat kupergi,,
Kau juga benci
Kau juga ragu
Kau juga kecewa
Namun kau membungkusnya
Karena?
Karena,,betapa dewasanya dirimu,,
Jalan ini,,tidakkah terlihat berbeda di matamu?
Belati yang sengaja saja kusimpan di leherku,,
Kau benar, kan?
Akan akhir yang kupilih,,
Aku tak sanggup mendengar namamu,,
Ingin aku menjauh darimu,,
Biarkan saja,,ini fatamorgana, iya, kan?
Bukankah hidup adalah panggung sandiwara?
Tapi haruskah?
Haruskah ini yang kupilih?
Tapi aku tahu apa yang kau rasa
Kau yang sering meminta,,
Tapi aku tahu,,
Aku tidak mau mati sia-sia,,
Aku tidak mau peduli ,,
Aku tidak ingin peduli lagi,,
Aku hanya ingin memelukmu,,
Tetap memelukmu,,
Kamis, 29 November 2007
a viOLEt
This isnt an ungu violet, sumthin that i wrote down here.
A cloudy evening, tears melting down,
"What happend, Ai?"
"Im fine"
",,,,,,,"
"R u OK, Ai?"
",,,,,,,"
"No, never i be, fine. U know this"
"yeah"
"What if u see, a girl crying to u, said that her meeting is being canceled, what do u think of that person?"
"I will think that she is,,weird!"
"Exactly, as for me, u r,,weird!" with a hand moving.
Oh, M J, my Lord..thats the mirror, even myself, if i meet anyone that crying silly like that, i will say that that person is weird, quite weird.
"Hahahah!"
"U jealous"
"NO!"
"u jealous!"
"No!"
"U jealous."
"no"
"yes u r, it means that u r jealous".
"yeah, but not jealous in that way,,of,,"
"I know,, but u r jealous".
"Im a posesif person"
"U r a very melancholic person, arent u?"
"yeah, me".
"Come on, stop crying, this is life, maaAan!"
"Take life easy, oh come on! stop! u already what? twenty?eigthteen?what?nineteen, OK?"
"Stop crying."
"ow, im just 20 years old."
He he he he he he he he he
A cloudy evening, tears melting down,
"What happend, Ai?"
"Im fine"
",,,,,,,"
"R u OK, Ai?"
",,,,,,,"
"No, never i be, fine. U know this"
"yeah"
"What if u see, a girl crying to u, said that her meeting is being canceled, what do u think of that person?"
"I will think that she is,,weird!"
"Exactly, as for me, u r,,weird!" with a hand moving.
Oh, M J, my Lord..thats the mirror, even myself, if i meet anyone that crying silly like that, i will say that that person is weird, quite weird.
"Hahahah!"
"U jealous"
"NO!"
"u jealous!"
"No!"
"U jealous."
"no"
"yes u r, it means that u r jealous".
"yeah, but not jealous in that way,,of,,"
"I know,, but u r jealous".
"Im a posesif person"
"U r a very melancholic person, arent u?"
"yeah, me".
"Come on, stop crying, this is life, maaAan!"
"Take life easy, oh come on! stop! u already what? twenty?eigthteen?what?nineteen, OK?"
"Stop crying."
"ow, im just 20 years old."
He he he he he he he he he
Minggu, 21 Oktober 2007
a POEm
Teruntuk,
Saudara-saudaraku,,para jiwa perindu surga & syahadah
Yakinlah,
Bahwa sesungguhnya bukan
Suatu hal yang sulit bagi Allah
Untuk menudahkan jalan kita,,
Tapi sesungguhnya ya ikhwah,
Allah ingin melihat kesungguhan kita
Tuk dapat ridho-Nya, tuk dapat jannah-Nya
Allah ingin melihat, seberapa layakkahkita disebut sebagai jundi-Nya,,
Seberapa layakkah kita, tuk dapat surga-Nya
Tetaplah berjuang di jalan-nya saudaraku,,
Ada`senyum & ridho Allah dalam tiap langkahmu kini,,
Tetaplah berjuang di jalan-Nya saudaraku
Hingga kenangan menjadi nyata,,
Atau shahid memuliakan kita
A poem by my friend.
Saudara-saudaraku,,para jiwa perindu surga & syahadah
Yakinlah,
Bahwa sesungguhnya bukan
Suatu hal yang sulit bagi Allah
Untuk menudahkan jalan kita,,
Tapi sesungguhnya ya ikhwah,
Allah ingin melihat kesungguhan kita
Tuk dapat ridho-Nya, tuk dapat jannah-Nya
Allah ingin melihat, seberapa layakkahkita disebut sebagai jundi-Nya,,
Seberapa layakkah kita, tuk dapat surga-Nya
Tetaplah berjuang di jalan-nya saudaraku,,
Ada`senyum & ridho Allah dalam tiap langkahmu kini,,
Tetaplah berjuang di jalan-Nya saudaraku
Hingga kenangan menjadi nyata,,
Atau shahid memuliakan kita
A poem by my friend.
Tranformasi
“Transformasi itu apa sih, akh?” tanyaku pada seorang mas’ul syuro. Dan ada orang yang giginya gemerentuk gemas “Aduuh, Ndari,,tolong ya,,ngomongnya jangan gitu”. Emang gimana terdengarnya? Pembaca, do u know the intonation?
Tidak ada pertanyaan yang bodoh. Dulu saya takut bertanya, takut dikira bloon. Tapi kata seorang mantan presiden K-KM, “Emang kenapa kalo dikira bloon?” iya. Trus napa?
Saya akan berbagi sedikit mengenai transformasi linear. Oh ReaLLy? Transformasi, dalam aljabar linear berati pemetaan, namun yang saya tangkap dari sebuah wacana, transformasi adalah perubahan, metamorfosis mungkin tepatnya.
Beberapa saat yang lalu saya mengirim sms kepada seorang teman yang memiliki pendapat yang cukup berbeda dengan saya berkenaan dengan interaksi dengan lawan jenis, aduh entah ya,,beliau bermasalah dengan bahasa yang saya gunakan. Bingung, harus gimana memangnya?
Jujur, saya sangat menyukai ayah saya, muslim yang flexibel, ayah yang juga sahabat anak-anaknya, bicara pada kami, putra-putrinya dengan bahasa kami.
Ya, sangat menyukai beliau, bahkan dalam hal mu’amalah.
”,,Dan apakah mereka akan mengikuti bapak-bapak mereka, walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala?” (Luqman 21)
Bukan,,bukan bersu’udzon pada ayah. Bukan begitu tentu maksudnya, namun, ketika kita mendapati sebuah pengetahuan, kenapa enggak siih, kita berubah ke arah yang lebih baik?
Salah satu fadhilah tadarus atau membaca Al-Qur’an adalah, orang tua kita akan didudukkan di sebuah dipan di akhirat nanti, mereka bertanya, ”Apa yang kami lakukan Ya Allah, sehingga kami berada di atas dipan ini?” dijawab ”Itu adalah akibat dari anakmu yang selalu membaca Qur’an”. Fadhilah=keuntungan. Kalo kita berbuat baik, toh orang di luar diri kita pun, insya Allah akan merasakan keuntungannya. Amin Ya Rabb.
Tentang transformasi,,
Do u know anything about jahiliyah?. Yang saya tahu, iyaitu ke-stupid-an. Seperti apakah? Selama ini, kita sering mendengar kebobrokan masyarakat Arab, seperti membunuh anak perempuan hidup-hidup, de el el sebelum datangnya Rasul. Namun tahukah Anda? Sesungguhnya peradaban Arab saat itu dapat dibilang cukup baik, masyarakat pun bukan pemalas-pemalas mereka cerdas, piawai me-create syair-syair. Singkatnya, kejahilan di daerah Arab pada masa tersebut, bukanlah karena ketidaktahuan, namun keangkuhan. Datangnya pengetahuan membuat masyarakatnya semakin mengingkari ayat-ayat Allah.
Sebuah judul di Saksikanlah bahwa Aku Seorang Muslim:
Sangat keliru mengidentifikasi jahiliah sebagai keterbelakangan. Dalam masyarakat terbelakang, mungkin kita akan menemukan jahiliah dalam bentuk yang mudah dikenali karena juga ’primitif’. Tetapi estafet jahiliah telah diterima dengan manis oleh generasi penerus.
Inilah dunia baru yang jahiliahnya tertata begitu tertata. Menjadi teori-teori ilmiah yang sulit dibantah. Menjadi istilah-istilah mewah yang diucapkan dengan gagah.
Berhala-berhala seakan berlomba untuk merubah wujudnya menjadi tampil lebih elegan di putaran zaman. Ada yang tak banyak merubah dirinya seperti penyembahan benda angkasa. Penyembahan bintang dan benda angkasa hanya memindah tempat ibadahnya ke halaman tabloid dan majalah. Ia berganti nama baru: zodiak dan horoskop.
Ada juga yang metamorfosisnya nyaris sempurna. Inilah berhala kupu-kupu. Dunia sedang menyaksikan da’wah agama paganis-konsumerisme melalui iklan di televisi. Dan setiap waktu berbondonglah penyambut seruan itu ke tempat-tempat ibadah elegan yang kini menjamur sampai pinggiran kota: Mal-mal megah.
Allah memberikan pasar sebagai tempat tinggal bagi Iblis. Anak turunannya telah membangunnya menjadi istana peribadatan yang megah. Disini bertahta berhala baru bernama Trend dan Mode. Mungkin ini metamorfosis sempurna menjadi Lataa dan ’Uzza.
Ini bukan soal pemenuhan kebutuhan, karena kini orientasi massa telah diubah dari need kepada want. Iklan mengajarkan bahwa wanita dihargai hanya sebatas kilau rambut, kemulusan wajah, dan putihnya kulit. Iklan telah mendidik kita untuk menstandarkan kebenaran pada penilaian manusia kebanyakkan tanpa nalar dan sikap kritis. Inilah varises yang menyerang pembuluh peradaban dan kemanusiaan. Bahkan disini, di dalam rumah kita, benda-benda telah menjadi rujukkan utama dalam menyikapi kehidupan. Ukuran mulia dan hina telah terjenjang dalam besaran materi.
(Seperti yang dituliskan Salim, dengan sedikit distorsi)
Hhh,,astagfirullah Ya Rabb. Saya pun masih seperti yang dituliskan Salim, sebelum saya baca bukunya. Ber-Oh-Oh! Dan malu pada what have i done.
Tidak ada pertanyaan yang bodoh. Dulu saya takut bertanya, takut dikira bloon. Tapi kata seorang mantan presiden K-KM, “Emang kenapa kalo dikira bloon?” iya. Trus napa?
Saya akan berbagi sedikit mengenai transformasi linear. Oh ReaLLy? Transformasi, dalam aljabar linear berati pemetaan, namun yang saya tangkap dari sebuah wacana, transformasi adalah perubahan, metamorfosis mungkin tepatnya.
Beberapa saat yang lalu saya mengirim sms kepada seorang teman yang memiliki pendapat yang cukup berbeda dengan saya berkenaan dengan interaksi dengan lawan jenis, aduh entah ya,,beliau bermasalah dengan bahasa yang saya gunakan. Bingung, harus gimana memangnya?
Jujur, saya sangat menyukai ayah saya, muslim yang flexibel, ayah yang juga sahabat anak-anaknya, bicara pada kami, putra-putrinya dengan bahasa kami.
Ya, sangat menyukai beliau, bahkan dalam hal mu’amalah.
”,,Dan apakah mereka akan mengikuti bapak-bapak mereka, walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala?” (Luqman 21)
Bukan,,bukan bersu’udzon pada ayah. Bukan begitu tentu maksudnya, namun, ketika kita mendapati sebuah pengetahuan, kenapa enggak siih, kita berubah ke arah yang lebih baik?
Salah satu fadhilah tadarus atau membaca Al-Qur’an adalah, orang tua kita akan didudukkan di sebuah dipan di akhirat nanti, mereka bertanya, ”Apa yang kami lakukan Ya Allah, sehingga kami berada di atas dipan ini?” dijawab ”Itu adalah akibat dari anakmu yang selalu membaca Qur’an”. Fadhilah=keuntungan. Kalo kita berbuat baik, toh orang di luar diri kita pun, insya Allah akan merasakan keuntungannya. Amin Ya Rabb.
Tentang transformasi,,
Do u know anything about jahiliyah?. Yang saya tahu, iyaitu ke-stupid-an. Seperti apakah? Selama ini, kita sering mendengar kebobrokan masyarakat Arab, seperti membunuh anak perempuan hidup-hidup, de el el sebelum datangnya Rasul. Namun tahukah Anda? Sesungguhnya peradaban Arab saat itu dapat dibilang cukup baik, masyarakat pun bukan pemalas-pemalas mereka cerdas, piawai me-create syair-syair. Singkatnya, kejahilan di daerah Arab pada masa tersebut, bukanlah karena ketidaktahuan, namun keangkuhan. Datangnya pengetahuan membuat masyarakatnya semakin mengingkari ayat-ayat Allah.
Sebuah judul di Saksikanlah bahwa Aku Seorang Muslim:
Sangat keliru mengidentifikasi jahiliah sebagai keterbelakangan. Dalam masyarakat terbelakang, mungkin kita akan menemukan jahiliah dalam bentuk yang mudah dikenali karena juga ’primitif’. Tetapi estafet jahiliah telah diterima dengan manis oleh generasi penerus.
Inilah dunia baru yang jahiliahnya tertata begitu tertata. Menjadi teori-teori ilmiah yang sulit dibantah. Menjadi istilah-istilah mewah yang diucapkan dengan gagah.
Berhala-berhala seakan berlomba untuk merubah wujudnya menjadi tampil lebih elegan di putaran zaman. Ada yang tak banyak merubah dirinya seperti penyembahan benda angkasa. Penyembahan bintang dan benda angkasa hanya memindah tempat ibadahnya ke halaman tabloid dan majalah. Ia berganti nama baru: zodiak dan horoskop.
Ada juga yang metamorfosisnya nyaris sempurna. Inilah berhala kupu-kupu. Dunia sedang menyaksikan da’wah agama paganis-konsumerisme melalui iklan di televisi. Dan setiap waktu berbondonglah penyambut seruan itu ke tempat-tempat ibadah elegan yang kini menjamur sampai pinggiran kota: Mal-mal megah.
Allah memberikan pasar sebagai tempat tinggal bagi Iblis. Anak turunannya telah membangunnya menjadi istana peribadatan yang megah. Disini bertahta berhala baru bernama Trend dan Mode. Mungkin ini metamorfosis sempurna menjadi Lataa dan ’Uzza.
Ini bukan soal pemenuhan kebutuhan, karena kini orientasi massa telah diubah dari need kepada want. Iklan mengajarkan bahwa wanita dihargai hanya sebatas kilau rambut, kemulusan wajah, dan putihnya kulit. Iklan telah mendidik kita untuk menstandarkan kebenaran pada penilaian manusia kebanyakkan tanpa nalar dan sikap kritis. Inilah varises yang menyerang pembuluh peradaban dan kemanusiaan. Bahkan disini, di dalam rumah kita, benda-benda telah menjadi rujukkan utama dalam menyikapi kehidupan. Ukuran mulia dan hina telah terjenjang dalam besaran materi.
(Seperti yang dituliskan Salim, dengan sedikit distorsi)
Hhh,,astagfirullah Ya Rabb. Saya pun masih seperti yang dituliskan Salim, sebelum saya baca bukunya. Ber-Oh-Oh! Dan malu pada what have i done.
Ivonny Riddley
Assalamu’alaykum warahamtullahi wabarakatuh!
Abdi pangestu, aur tum (basa India, artinya dan kamu)?
Hai teman-teman! Tau ciri khas saya? Plesetan dari sebuah lagu anak-anak,,
”,,,satu mulut saya,,tidak berenti ngomong!!”. Hehehe,,kalo kata Kahimku dan seorang mantan presiden K-KM ”Kamu tuh cerewet banget siih! Lugas, ceplas, ceplos,,ada pengantarnyalah,,”. Begitu bagun tidur, ayahku langsung menghampiriku ”Jadi gimana, Ndar?” hehehe,,kebiasaan, saya brenti ngomong kalo pas tidur aja, bangun tidur aja udah ada yang mau dikatakan lagi. I have so many story, i dunno! Segala hal dapat menjadi cerita yang mengundang tawa, hal kecil sekalipun!
”Teu rame euy, nteu aya Mba mah” kata adikku,,
Panggil saya Ai saja,,(panggil saya kartini saja?). I have so many nickname actually, they are Nde, Ai, Ndari, Dar, Eko, eN, Sun, Sun-sun, sok mangga –lah dipilih wae.
Do u have any idol? I do have. Anyone of u heard this name? Ivonny Riddley. Her book is launched “Dari Taliban Menuju Iman”. Bukunya bagus deh, agak menampar-nampar.
Ivonny adalah seorang wartawati Inggris ternama, yang sering bertugas ke daerah perang, seperti Palestina, Israel, Afghanistan, alhamdulillah beliau selalu selamat. Beliau memilki seorang anak, bernama Daisy. Tidak seperti ayah dan ibunya, yang muslim, Daisy memilki kepercayaan lain.
Tahu siapa ayah Diasy? Seorang pejuang PLO (Palestine Liberation Organization), namun Ivonny dan ayah Daisy tidak pernah menikah. Mereka hidup bersama beberapa tahun, kurang dari 6 tahun, lalu berpisah rumah.
Hidayah datang pada Ivonny saat ia tertangkap menyelundup ke Afghanistan, di penjara Taliban, selama 10 hari, menghisap rokok demi rokok, takut mati akibat kebaikan dari pelayanan penjara rezim paling kejam di mata Amerika.
Suatu hari seorang Ulama memasuki sel-nya, mengelus rambut Ivonny dalam diam sementara bulir-bulir hangat mengalir dari mata Ivonny. Dia rindu putri semata wayangnya.
Saat mendapati kenyataan hubungannya dan Daoud berbuah kehamilan, wanita karir seperti Ivonny langsung stress. Ia meminta putus hubungan selama beberapa waktu dengan Daoud dan Ivonny langsung menelepon dokter langganannya. ”Lebih baik mati daripada harus melahirkan bayi ini” ujarnya. Aborsi, satu-satunya jalan yang tergambar di benakknya.
Ada satu hal kurang saya pahami disini, kenapa dokternya berkata ”Ini kesempatan terakhir Anda dapat melahirkan Ivonny, usiamu kini 33 tahun”. Tetangga saya saja, usiannya 60 tahun dan melahirkan anaknya dengan selamat. Ada apa dengan wanita Inggris?
Namun kemudian, setelah b erjumpa dengan banyak wanita yang meliki kesibukan berlipat dengan rumah tangga yang parah, Ivonny termotivasi untuk,,”Persetan! Mungkin Aku bukan ibu terbaik,, namun aku akan melahirkan anak ini”. Alhamdulillah, thank u Allah.
Setelah keluar dari Taliban, Ivonny berkata ”Aku bersyukur karena Aku dipenjara di rezim paling kejam di dunia dan bukan di penjarakan di guantanamo”. Jauh dari kekejaman yang ia dapat, namun garis tegas, inilah Islam yang menegakkan kebenaran.
Sesuai janjinya pada ulama, ia mencari tahu tentang Islam, and soon be a mualaf. Kekuatan kata-kata yang membuat Ivonny menyegerakan diri menjadi muslim, telepon berdering “Selamat bergabung di persaudaraan terbesar di muka bumi” ucap seorang ulama, padanya. Ivonny menjawab “Jangan terburu-buru, saya sedang belajar, belum menjadi muslim”. ”Bagaimana jika esok, ketika Anda keluar rumah, terjadi hal buruk pada Anda sedang Anda belum masuk Islam?”. Akhirnya Ivonny pun tiada menunda-nunda lagi.
“Saya biasa memulai hari saya dengan daging babi, lalu bagaimana ketika saya sudah menjadi muslim sedang itu haram?namun saya dapati ketika sudah berhijrah, hal tersebut bukanlah sebuah masalah”. Tegasnya.
“Maka,,tiada yang dapat menghentikkan ketika hidayah itu datang,,”.
Lihatlah masa lalunya, apa yang akankah kita gunjingkan? TIDAK! Bukan itu yang saya lihat. Dalam dua tahun, ia menyerang balik Tony Blair, dan menuliskan sebuah kolom di New York News yang mengkritisi Bush dengan Lugas.
Kini, dalam pidatonya yang saya baca, Ivonny berkata ”Kitalah yang wajib mengajarkan kepada anak-anak kita bahwa kita tidak boleh takut, kecuali hanya pada Allah saja”.
Andai saya berkesempatan bertemu dengannya. Mungkin ketika saya sudah menjadi Dubes atau Pemimpin bangsa ini, saya akan banyak berdiskusi dengan beliau.
Raihlah bintang setinggi langit, walau harus berdiri di atas sebatang pohon kaktus
Abdi pangestu, aur tum (basa India, artinya dan kamu)?
Hai teman-teman! Tau ciri khas saya? Plesetan dari sebuah lagu anak-anak,,
”,,,satu mulut saya,,tidak berenti ngomong!!”. Hehehe,,kalo kata Kahimku dan seorang mantan presiden K-KM ”Kamu tuh cerewet banget siih! Lugas, ceplas, ceplos,,ada pengantarnyalah,,”. Begitu bagun tidur, ayahku langsung menghampiriku ”Jadi gimana, Ndar?” hehehe,,kebiasaan, saya brenti ngomong kalo pas tidur aja, bangun tidur aja udah ada yang mau dikatakan lagi. I have so many story, i dunno! Segala hal dapat menjadi cerita yang mengundang tawa, hal kecil sekalipun!
”Teu rame euy, nteu aya Mba mah” kata adikku,,
Panggil saya Ai saja,,(panggil saya kartini saja?). I have so many nickname actually, they are Nde, Ai, Ndari, Dar, Eko, eN, Sun, Sun-sun, sok mangga –lah dipilih wae.
Do u have any idol? I do have. Anyone of u heard this name? Ivonny Riddley. Her book is launched “Dari Taliban Menuju Iman”. Bukunya bagus deh, agak menampar-nampar.
Ivonny adalah seorang wartawati Inggris ternama, yang sering bertugas ke daerah perang, seperti Palestina, Israel, Afghanistan, alhamdulillah beliau selalu selamat. Beliau memilki seorang anak, bernama Daisy. Tidak seperti ayah dan ibunya, yang muslim, Daisy memilki kepercayaan lain.
Tahu siapa ayah Diasy? Seorang pejuang PLO (Palestine Liberation Organization), namun Ivonny dan ayah Daisy tidak pernah menikah. Mereka hidup bersama beberapa tahun, kurang dari 6 tahun, lalu berpisah rumah.
Hidayah datang pada Ivonny saat ia tertangkap menyelundup ke Afghanistan, di penjara Taliban, selama 10 hari, menghisap rokok demi rokok, takut mati akibat kebaikan dari pelayanan penjara rezim paling kejam di mata Amerika.
Suatu hari seorang Ulama memasuki sel-nya, mengelus rambut Ivonny dalam diam sementara bulir-bulir hangat mengalir dari mata Ivonny. Dia rindu putri semata wayangnya.
Saat mendapati kenyataan hubungannya dan Daoud berbuah kehamilan, wanita karir seperti Ivonny langsung stress. Ia meminta putus hubungan selama beberapa waktu dengan Daoud dan Ivonny langsung menelepon dokter langganannya. ”Lebih baik mati daripada harus melahirkan bayi ini” ujarnya. Aborsi, satu-satunya jalan yang tergambar di benakknya.
Ada satu hal kurang saya pahami disini, kenapa dokternya berkata ”Ini kesempatan terakhir Anda dapat melahirkan Ivonny, usiamu kini 33 tahun”. Tetangga saya saja, usiannya 60 tahun dan melahirkan anaknya dengan selamat. Ada apa dengan wanita Inggris?
Namun kemudian, setelah b erjumpa dengan banyak wanita yang meliki kesibukan berlipat dengan rumah tangga yang parah, Ivonny termotivasi untuk,,”Persetan! Mungkin Aku bukan ibu terbaik,, namun aku akan melahirkan anak ini”. Alhamdulillah, thank u Allah.
Setelah keluar dari Taliban, Ivonny berkata ”Aku bersyukur karena Aku dipenjara di rezim paling kejam di dunia dan bukan di penjarakan di guantanamo”. Jauh dari kekejaman yang ia dapat, namun garis tegas, inilah Islam yang menegakkan kebenaran.
Sesuai janjinya pada ulama, ia mencari tahu tentang Islam, and soon be a mualaf. Kekuatan kata-kata yang membuat Ivonny menyegerakan diri menjadi muslim, telepon berdering “Selamat bergabung di persaudaraan terbesar di muka bumi” ucap seorang ulama, padanya. Ivonny menjawab “Jangan terburu-buru, saya sedang belajar, belum menjadi muslim”. ”Bagaimana jika esok, ketika Anda keluar rumah, terjadi hal buruk pada Anda sedang Anda belum masuk Islam?”. Akhirnya Ivonny pun tiada menunda-nunda lagi.
“Saya biasa memulai hari saya dengan daging babi, lalu bagaimana ketika saya sudah menjadi muslim sedang itu haram?namun saya dapati ketika sudah berhijrah, hal tersebut bukanlah sebuah masalah”. Tegasnya.
“Maka,,tiada yang dapat menghentikkan ketika hidayah itu datang,,”.
Lihatlah masa lalunya, apa yang akankah kita gunjingkan? TIDAK! Bukan itu yang saya lihat. Dalam dua tahun, ia menyerang balik Tony Blair, dan menuliskan sebuah kolom di New York News yang mengkritisi Bush dengan Lugas.
Kini, dalam pidatonya yang saya baca, Ivonny berkata ”Kitalah yang wajib mengajarkan kepada anak-anak kita bahwa kita tidak boleh takut, kecuali hanya pada Allah saja”.
Andai saya berkesempatan bertemu dengannya. Mungkin ketika saya sudah menjadi Dubes atau Pemimpin bangsa ini, saya akan banyak berdiskusi dengan beliau.
Raihlah bintang setinggi langit, walau harus berdiri di atas sebatang pohon kaktus
Jangan Lupakan sebuah kenangan yang berarti
19 oktober 2007
---------------------
Jangan Lupakan sebuah kenangan yang berarti, karena orang yang sudah meniggal hanya dapat hidup dalam kenangan seseorang (Taken from detective Conan).
Saya merinding begitu saja, ketika seorang teteh menyinggung tentang tanggal 23 Ramadhan. Sudah berlalu, namun kesan yang tertinggal mampu menyulut spirit banyak tunas bangsa.
ITB berduka, begitulah, tiga tahun lalu. Kematian seorang aktivis yang melahirkan aktivis-aktivis baru dengan percepatan yang dasyat. Saat ini, sosok seperti almarhum, dimana ya?
Ya. Terkadang pahit, sesak, pilu, mengenang sesuatu, namun itulah,, there is sumthin good that we could learn from such a memory.
Saat itu saya sedang menghadiri acara PELITA, agenda kemuslimahan KM3. Kaki ini berlari-lari menuju study hall selepas dari comlabs, an invitation sms-nya berbunyi “Ma,,Pa,,aku pulang”.
Bergidik. Atau tepatnya hati ini bergetar, hanya dengan kalimat tersebut. Aku ingin membawa oleh-oleh saat pulang, sekalipun tiap hari juga pulang. At least a new colour.
Saya dan sahabat saya, saat mengerjakan pe-er Teori Peluang kemarin merefresh lagi hari itu. ”Untung kita dateng ya, Ndar. Ke acara PELITA. Saya baru tahu banyak what beyond a parents dari ta’lim itu”. Saya mengangguk-angguk. Efeknya luar biasa.
That what we call hidayah, saat Allah memudahkan kita menerima segala kebenaran.
Saya adalah seorang pembangkang, pemberontak, keras kepala. Ketika saya menginginkan sesuatu, jika pun salah, akan saya lakukan. Astagfirullahaladzim! Namun saya selalu beralasan saya tidak pernah menginginkan memiliki pribadi seperti itu, saya terbentuk atas tekanan-tekanan yang saya alami sedari kecil.
Sangat iri, kepada teman-teman yang memiliki kisah yang romantis dengan orang tua mereka. Karena kisahku merupakan puzzle-puzzle luka,,,
”Ketika kita kembali ke rumah,,kita memiliki dua pilihan. Mau melayani atau bermanja-manja yang menyusahkan pada orang tua kita? Misal mau menyuguhkan senyum termanis atau begitu di depan pintu, teriak ’Ma, Aku CAPE!’ dan membanting setumpuk cucian yang dibawa ke kampung halaman?” tanya tetehnya.
”Tidak sulit, ya? Bersedekah pada orang yang telah susah payah mengasuh kita selama ini. Bulan Ramadhan niih! Pasti pahalanya juga dilipatgandakan. Dari hal-hal yang kecil saja. Ketika dibukakan pintu tumah, hadirkan senyum terindah, jangan lupa, pita-in mulutnya,,” tetehnya berkelakar, kami, pendengar, tertawa,,”Pijitin mamah atau papah, sekali-kali ateuh. Atau bisa juga, kasih bros buat mamah. Untuk yang dipesenin, sok mangga tunaikan. Belikan oleh-oleh buat orang tua kita dari Bandung”.
”Almarhum Sigit El’2001 juga adalah seseorang yang sangat berbakti pada orang tuanya. Anak laki-laki namun paling ditunggu. Kalo pulang, kata ibunya, beliau yang suka mengantar ibunya ke pasar, mijitin. Sampai ketika beliau meninggal, tertabrak truk, dibawa ke rumah sakit, ia koma. Ketika akhirnya ibunya tiba, ia hanya mengucap satu kata ’ALLAH’ lalu jiwanya, mungkin segera disambut bidadari surga. Seolah ia hanya menunggu ibunya saja.”
Berapa orangkah yang tiba-tiba bulu kuduknya berdiri kemudian membatu?
Hati siapakah yang tak tergerak akan kisah ini?
”Bayangkan, bila lebaran kali ini adalah lebaran terakhir kita dengan orang tua, seorang sahabat pada zaman Nabi yang menggendong ibunya ketika renta dan pergi haji dengan menggendong ibunya selama 40 hari itu pun baru seujung kuku. Adakah yang sudah kita beri?”
Biarkan! Biarkan pertanyaan itu menggantung seperti itu, agar aku lebih dapat menyelami maknanya. Dimana kuletkkan Allah selama ini?di sudut-sudut waktu? Dimana kisah ’mereka’ kutahtakan? Di banyak tuntutan,,
”Nah, sahabat,, apa pun jenis orang tua kita, takdir mah nggak usah di apa-apakan, tinggal diterima. Sekarang pe-er untuk teman-teman semua. Pulanglah dan ucapkan dua hal. Maaf dan Terimakasih pada orang tua kita. Silakan cicipi kedua hal tersebut dengan khusyu”.
Berhati lembut tidaklah susah. Bisa dimulai dari berusaha untuk menjadi pemaaf dan melupakan kesalahan orang lain
---------------------
Jangan Lupakan sebuah kenangan yang berarti, karena orang yang sudah meniggal hanya dapat hidup dalam kenangan seseorang (Taken from detective Conan).
Saya merinding begitu saja, ketika seorang teteh menyinggung tentang tanggal 23 Ramadhan. Sudah berlalu, namun kesan yang tertinggal mampu menyulut spirit banyak tunas bangsa.
ITB berduka, begitulah, tiga tahun lalu. Kematian seorang aktivis yang melahirkan aktivis-aktivis baru dengan percepatan yang dasyat. Saat ini, sosok seperti almarhum, dimana ya?
Ya. Terkadang pahit, sesak, pilu, mengenang sesuatu, namun itulah,, there is sumthin good that we could learn from such a memory.
Saat itu saya sedang menghadiri acara PELITA, agenda kemuslimahan KM3. Kaki ini berlari-lari menuju study hall selepas dari comlabs, an invitation sms-nya berbunyi “Ma,,Pa,,aku pulang”.
Bergidik. Atau tepatnya hati ini bergetar, hanya dengan kalimat tersebut. Aku ingin membawa oleh-oleh saat pulang, sekalipun tiap hari juga pulang. At least a new colour.
Saya dan sahabat saya, saat mengerjakan pe-er Teori Peluang kemarin merefresh lagi hari itu. ”Untung kita dateng ya, Ndar. Ke acara PELITA. Saya baru tahu banyak what beyond a parents dari ta’lim itu”. Saya mengangguk-angguk. Efeknya luar biasa.
That what we call hidayah, saat Allah memudahkan kita menerima segala kebenaran.
Saya adalah seorang pembangkang, pemberontak, keras kepala. Ketika saya menginginkan sesuatu, jika pun salah, akan saya lakukan. Astagfirullahaladzim! Namun saya selalu beralasan saya tidak pernah menginginkan memiliki pribadi seperti itu, saya terbentuk atas tekanan-tekanan yang saya alami sedari kecil.
Sangat iri, kepada teman-teman yang memiliki kisah yang romantis dengan orang tua mereka. Karena kisahku merupakan puzzle-puzzle luka,,,
”Ketika kita kembali ke rumah,,kita memiliki dua pilihan. Mau melayani atau bermanja-manja yang menyusahkan pada orang tua kita? Misal mau menyuguhkan senyum termanis atau begitu di depan pintu, teriak ’Ma, Aku CAPE!’ dan membanting setumpuk cucian yang dibawa ke kampung halaman?” tanya tetehnya.
”Tidak sulit, ya? Bersedekah pada orang yang telah susah payah mengasuh kita selama ini. Bulan Ramadhan niih! Pasti pahalanya juga dilipatgandakan. Dari hal-hal yang kecil saja. Ketika dibukakan pintu tumah, hadirkan senyum terindah, jangan lupa, pita-in mulutnya,,” tetehnya berkelakar, kami, pendengar, tertawa,,”Pijitin mamah atau papah, sekali-kali ateuh. Atau bisa juga, kasih bros buat mamah. Untuk yang dipesenin, sok mangga tunaikan. Belikan oleh-oleh buat orang tua kita dari Bandung”.
”Almarhum Sigit El’2001 juga adalah seseorang yang sangat berbakti pada orang tuanya. Anak laki-laki namun paling ditunggu. Kalo pulang, kata ibunya, beliau yang suka mengantar ibunya ke pasar, mijitin. Sampai ketika beliau meninggal, tertabrak truk, dibawa ke rumah sakit, ia koma. Ketika akhirnya ibunya tiba, ia hanya mengucap satu kata ’ALLAH’ lalu jiwanya, mungkin segera disambut bidadari surga. Seolah ia hanya menunggu ibunya saja.”
Berapa orangkah yang tiba-tiba bulu kuduknya berdiri kemudian membatu?
Hati siapakah yang tak tergerak akan kisah ini?
”Bayangkan, bila lebaran kali ini adalah lebaran terakhir kita dengan orang tua, seorang sahabat pada zaman Nabi yang menggendong ibunya ketika renta dan pergi haji dengan menggendong ibunya selama 40 hari itu pun baru seujung kuku. Adakah yang sudah kita beri?”
Biarkan! Biarkan pertanyaan itu menggantung seperti itu, agar aku lebih dapat menyelami maknanya. Dimana kuletkkan Allah selama ini?di sudut-sudut waktu? Dimana kisah ’mereka’ kutahtakan? Di banyak tuntutan,,
”Nah, sahabat,, apa pun jenis orang tua kita, takdir mah nggak usah di apa-apakan, tinggal diterima. Sekarang pe-er untuk teman-teman semua. Pulanglah dan ucapkan dua hal. Maaf dan Terimakasih pada orang tua kita. Silakan cicipi kedua hal tersebut dengan khusyu”.
Berhati lembut tidaklah susah. Bisa dimulai dari berusaha untuk menjadi pemaaf dan melupakan kesalahan orang lain
Langganan:
Postingan (Atom)