Sebenarnya,,ingin kutinggalkan saja engkau,,
Dengan segala keposesifan yang kupunya,,aku tidak mau bertahan
Dan menguras air mataku yang hampir tiap malam dadaku sesak dibuatnya
Kau tahu aku, kan?
Terkadang aku menoleh ke arahmu,,sungguh di hati ini yang ada iri
Namun daripada kuutarakan lebih baik kuberlari,,,
,,,,kudengarkan saja
Siapa dan apa yang telah sesungguhnya kau lakukan
Seberat itu?
Sekuat itu?
Setabah itukah?
Jika aku suka berbohong, maka kau berpura-pura?
Apa yang kau rasa?apa yang kau hadapi?
Kau!
Kau!
Kau! Boleh kubilang satu kata?
Aku benci kau!
Sok kuat!
Aku benci kau!
Kau yang berada di atas cemara natal, bintangnya,,bintang daudnya,,
Dan aku,,ranting-ranting cemara hijau,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tapi kau pernah memelukku erat,,
Erat,,
Dan kau merajuk saat ku tiada
Kau marah saat kupergi,,
Kau juga benci
Kau juga ragu
Kau juga kecewa
Namun kau membungkusnya
Karena?
Karena,,betapa dewasanya dirimu,,
Jalan ini,,tidakkah terlihat berbeda di matamu?
Belati yang sengaja saja kusimpan di leherku,,
Kau benar, kan?
Akan akhir yang kupilih,,
Aku tak sanggup mendengar namamu,,
Ingin aku menjauh darimu,,
Biarkan saja,,ini fatamorgana, iya, kan?
Bukankah hidup adalah panggung sandiwara?
Tapi haruskah?
Haruskah ini yang kupilih?
Tapi aku tahu apa yang kau rasa
Kau yang sering meminta,,
Tapi aku tahu,,
Aku tidak mau mati sia-sia,,
Aku tidak mau peduli ,,
Aku tidak ingin peduli lagi,,
Aku hanya ingin memelukmu,,
Tetap memelukmu,,
Kamis, 03 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar