Minggu, 21 Oktober 2007

Erotis-Romantis

Surat Ar-Ruum:21

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian dari anfus (jiwa-jiwa) kalian sendiri, azwaaj (pasangan hidup), supaya kalian ber-sakinah kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.

Wa ja’ala bainakum mawaddatan. Tahukah kau artinya? Apakah mawaddah itu?

Masih merujuk pada an inspiring book, Saksikanlah bahwa Aku Seorang Muslim, Salim A. Fillah menuturkan,,

Apa itu mawaddah? Wah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris memang kekurangan kosakata untuk cinta. Hanya cinta dan love. Padahal dalam bahasa Arab ada empat belas.

Nah, saya membandingkan pemaknaan Ibnul Qayyim Al Jauziyah terhadap mawaddah dalam buku Raudhatul Muhibbin dengan salah satu jenis cinta yang disebut Erich Fromm dalam The Art of Loving sebagai cinta yang erotis-romatis.

Jadi, mawaddah adalah cinta yang erotis-romantis.

Bentuknya bisa ekspresi yang paling bathin sampai paling zhahir, dari yang sifatnya emosional hingga seksual. Inilah mawaddah.

A question comes,,”Mengapa banyak pernikahan yang error?”

Biasanya karena plot-nya kacau. Pernikahan tidak dimulai dengan kesejiwaan, tapi justru dengan mawaddah. Sebelum menikah mereka sudah menikmati cinta yang erotis-romantis. Entah apa namanya. Pacaran. TTM. HTS. Semuannya adalah mawaddah. Tanpa sakinah, apalagi rahmah.

Perhatian, kado, bunga, cokelat, kedekatan, khalwat, bersentuhan, pandangan. Itu semua mawaddah. Bahkan sms berisi nasehat ”Bertaqwallah kepada Allah”, missedcall tahajud, hadiah buku&kaset nasyid berjudul Jagalah Hati, dan seterusnya, itu juga mawaddah. Bentukknya saja yang berbeda. Yang satu bunga dan cokelat valentine. Yang lain buku dan kaset da’wah. Tetapi sensasi yang dirasakan oleh pemberi dan penerima sebenarnya sama: mawaddah.

Silakan pasang ECG (Electro cardiograph) di jantung dan EEG (Electro Encephalograph) di otak. Sinyal yang dihasilkan persis. It could be the same sensation!

Nah, hati-hati dengan mawaddah. Biasannya meski engkau aktivis da’wah, memulai kesejiwaan, coba-coba mencicipi mawaddah sebelum dihalalkan akan mengaburkan kesejiwaan itu dan membuat segalanya berantakan.

Celakalah mereka yang menikmati mawaddah sebelum waktunya!

Katakan, ”Aamiin..!”.



Oh GOD! Oh GOD! My eyes are blind! I cannot see, am I still me?

Truly I am, maybe I was blind these passing days. “Dan jangan keraskan hatimu untuk menerima kebenaran” begitu shout-out seorang teman.

Thanks GOD to let me read this kind of book. Oh mere RaBBa, tera shukriya.
Allah ka shukar Alhamdulillah!!

Tidak ada komentar: